*Retno..*




 Profile Twit, FB dan YM kamu seperti koran yang kubaca setiap pagi,
Seperti kursi kantor yang aku duduki setiap hari, 
Seperti lagu-lagu yang kudengar setiap malam..


Aku tidak punya apa-apa, kecuali Doa' yang selalu kupanjatkan untukmu..
Apakah cinta yang membahagiakanmu?? Sesuatu yang ingin sekali kumiliki !!



Photobucket



Inilah aku, yang mencintaimu dengan segala yang tidak kupunyai.
Aku mungkin tak punya telinga tempat suara resahmu mengalir.
Akupun tak punya keinginan memperlihatkan bahwa aku seorang yang telah dewasa untuk cukup menguatkanmu dengan kata-kata nasehatku, yaa.. aku jauh lebih muda darimu.

Umurku memang bukanlah lautan yang asin karena pengalaman, tempatmu berenang seluas-luasnya, mungkin malah hanya sebuah kubangan yang beruntung ada karena hujan sejenak saja.
Keberanian tak kujadikan mulut untuk mengatakan cintaku padamu.
Aku juga tak punya dana untuk membeli jarak agar kau bisa merindukanku.
Perasaan ini sungguh sederhana, ada begitu saja seperti sebuah bangunan menjulang yang muncul tiba-tiba, tapi mengapa terasa rumit??

Aku tak punya sesuatu yang pantas membuatmu bangga, sesuatu yang harus membuatmu memilihku…
Aku hanya punya dua ‘tahu’, tahu bahwa aku mencintaimu. Dan tahu, itu tak pernah cukup!!




Ya Allah..
Ajarkan aku mencintai dengan sederhana..
Ajarkan aku agar lebih pandai memendam cinta..
Ajarkan aku untuk lebih mencintai-Mu dan kekasih-Mu..
Jagalah aku dari dosa dunia, serta jagalah dia dari dosa cinta..
Aku mencintainya karena-Mu
Akupun akan rela melepaskannya apabila Engkau menghendaki...






 Sumber  :  Artikel Bebas









Regard's...







*Retno..*


Banyak orang membanggakan seragam.
Ada yg terlalu bangga dengan seragam lorengnya, merahnya atau
pisau komandonya.
Ada yg bangga dengan seragam kerjanya...

Diperusahaan tempat dia bekerja untuk posisi dia dengan seragam biru adalah level staff yg keren,
namun di lain perusahaan warna biru hanya untuk level operator.
Begitu juga untuk level supervisor keatas seragam biru donker dan abu2 adalah kebanggaan,
namun di perusahaan se-kawasan seragam tersebut hanya untuk class operator.

So, apa yg patut dibanggakan ?
Sudah banyak di negeri ini yg ketipu dengan seragam.







Kawan2ku…
Lihatlah dalam pikirannya
kalau bisa lihatlah hatinya
atau paling tidak…
lihat apa yg telah dikerjakan
itu adalah rekam jejak yg paling sahih
untuk memprediksi seseorang

Sahabatku..
Jadi jangan silau akan Seragam
Jangan mundur akan Pangkat
Jangan rendah diri akan tempelan lahiriah
Jangan sungkan karena cheque

Untuk urusan ibadah..
jangan berkecil hati
belum tentu yg dahinya sok hitam dan berjanggut
lebih baik nilai ibadahnya dari orang yg biasa
sombong sekecil apapun akan dapat perhitungan nantinya

Kemampuanmu
sejauh ini , sembunyikan..
jangan sampai zamrud2 kecil yg belum mekar dan tumbuh
kembang, ditelan habis burung merak
karena kecongkaan pemilik benih yg membuka diri
belum pada waktunya...

Intan yg terbuai dalam lautan lumpur hitam
Tak akan bisa menghapus keras dan kilaunya
Ikan yg bebas berenang dilautan
tak akan asin karenanya...

Semuanya tergantung amal dan hubungan dg khalik kita.
Semulia2 manuasia adalah yg paling taqwa/takut kepada sang khalik kita.









Regard's...





*Retno..*




Teman...
Terkadang, kita merasa lebih dewasa dan bijaksana dalam berkata-kata maupun bertindak. Kita menganggap orang lain, terutama sederajat atau di bawah kita, seperti pasangan atau pacar, anak kita, anak buah kita, seperti anak kecil walaupun usianya sudah menginjak dewasa.
Setiap gerak langkahnya selalu kita awasi. Bila salah sedikit, amarah sering muncul, walaupun bukan dalam hal prinsip. Kita ingin selalu melihat mereka seperti diri kita, padahal setiap orang punya hak untuk menentukan nasibnya sendiri. lagipula setiap orang mempunyai keinginan yang tidak sama juga.


Sebagai teman atau sahabat, memang sudah selayaknya kita mengingatkan teman atau sahabat yang menurut kita kurang pantas. Namun bila terlalu sering, akhirnya malah menjadikan mereka antipati dengan kita. Sesekali mungkin masih bisa menerima masukan kita, namun lama kelamaan, apalagi untuk masalah yang sama, teman atau sahabat kita bisa jadi malah memusuhi atau menjauhi kita. Demikian pula dengan pacar atau pasangan kita. Terlalu sering menasehati malah dikira ingin mengatur kehidupan si dia, padahal belum tentu dia sepakat dengan nasihat kita.


Tidak semua bisa menerima nasihat dengan kepala dingin. Kadang-kadang Tuhanlah yang lebih kena untuk menasehati seseorang, dengan memberikan cobaan hidup yang akan selalu teringat di kepalanya. Istilahnya, ada orang yang bisa dinasehati dengan mulut, ada pula dengan pukulan baru terasa.
Jadi, biarkanlah dia menemukan jalannya sendiri. Toh.. bila suatu saat terantuk, kitalah yang akan menjadi tempat bertanya. Jangan pernah memaksakan kehendak, sekalipun sudah resmi berpasangan atau kepada anak kita sendiri. Cukuplah berikan pengertian, lalu biarkanlah dia berkembang sesuai dengan keinginannya sendiri, agar menjadi cepat dewasa.




Sumber : Artikel Bebas







Regard's...